Laman

by isoaezone. Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 01 Agustus 2012

Asal mula Olimpiade di Yunani


Di desa Olympia pada masa Yunani kuno, lebih dari 27 abad yang lalu,
seorang pemuda bernama Coroebus berhasil tampil sebagai pemenang lomba lari.

Untuk menandai kejayaannya, sebuah untaian daun olive berbentuk mahkota
diletakkan di kepalanya. Coroebus adalah orang pertama yang kemenangannya
tercatat dalam sejarah Olympic games atau pekan Olympiade. Tetapi apabila kita ‘membalik’ masa lalu lebih teliti, sebenarnya games di Olympia telah mulai
dilaksanakan sejak jaman kuno sebagai suatu kebiasaan atau budaya masyarakat Yunani waktu itu. Para penyair, penyanyi dan sastrawan Yunani kuno telah meninggalkan warisan berupa puisi dan lagu yang berisi penghargaan kepada para olahragawan, para peserta pada Olympic games dan pada adat kebiasaan yang bernilai relijius itu.

Berdasarkan mitos masyarakat setempat,dewa Zeus dan dewa Cronos
sebagai maha dewa bangsa Yunani kuno, bertarung di puncak gunung Olympus
untuk menentukan siapa yang berhak memiliki serta mengatur seluruh jagad raya beserta isinya. Dalam pertarungan tersebut, dikisahkan dewa Zeus (dengan bantuan saudara-saudaranya) berhasil mengalahkan dewa Cronus. Olympic games serta kegiatan-kegiatan yang bersifat relijius pada waktu itu dilaksanakan sebagai penghormatan atas kemenangan Zeus tersebut.

Menjelang pelaksanaan pesta olahraga Olympiade seekor babi dikurbankan
oleh orang suci untuk memuliakan dewa Zeus, dan domba hitam dipersembahkan untuk menghormati Pelops, si jagoan chariot race penakluk raja Oenomaus. Seperti telah disebutkan di depan selama berabad-abad wilayah di Olympia dan sekitarnya, dihormati serta dikeramatkan sebagai tanah suci. Candi Hera dibangun untuk memuliakan dewi Hera, isteri dewa Zeus tersebut, yang pada dasarnya juga merupakan bangunan relijius. (Dalam mitologi dinyatakan, bahwa dewi Hera juga adik dewa Zeus).

Di sebelah utara candi Hera terdapat hutan kecil yang ditumbuhi pohon olive, ditetapkan sebagai daerah suci juga. Bumi Olympic terdiri dari tempat-tempat suci, dan pada setiap tempat terdapatnya api atau obor yang dijaga agar selalu menyala setiap hari sepanjang tahun. Pada prakteknya, pelaksanaan Olympiade tidak lebih dari 5 (lima) hari. Tetapi untuk tujuan atau maksud-maksud relijius, candi-candi dan tempat-tempat suci lainnya selalu terbuka untuk umum sepanjang tahun. Jika seorang olahragawan menang pada suatu perlombaan, masyarakat secara bersama-sama mempersembahkan doa syukur kepada maha dewa Zeus dan juga dewa-dewa lainnya yang bersemayam di puncak gunung Olympus.

Masyarakat Yunani pada waktu itu percaya, bahwa adanya seorang olahragawan juara merupakan pertanda bahwa para dewa memberkahi serta akan selalu melindungi warga kota atau desa dimana olahragawan tersebut bertempat tinggal. Sang juara mengenakan mahkotanya yang terbuat dari daun olive saat memasuki kota, dan diiringi dengan puji-pujian dari seluruh warga masyarakat.

Ada suatu cerita lama tentang seorang juara bernama Oebotas dari daerah Achaia. Dia adalah pemenang pada pekan Olympiade keenam, yang menjadi marah dan murka karena merasa tidak cukup mendapatkan puji-pujian dari warga kota saat dia kembali dari perlombaan. Karena merasa dirinya tidak dihargai sebagaimana mestinya, Oebotas menjatuhkan ‘kutukan’ atas penduduk Achaia. Setelah peristiwa itu, selama + 300 tahun, tidak ada seorang olahragawan dari Achaia yang menang dan memperoleh penghargaan pada pekan Olympiade. Penduduk Achaia putus asa, akhirnya diputuskan untuk memohon petunjuk kepada para dewa. Mereka diperintahkan supaya membangun sebuah tugu/patung peringatan untuk menghormati Oebotas, maka warga kota itu pun segera melaksanakan perintah tersebut. Ketaatan kepada para dewa membuahkan hasil gemilang, pada Olympiade berikutnya, Sostratos seorang olahragawan wakil Achaia muncul sebagai juara lari.
Coroebus :
  
Zeus :

Cronos :
 
Candi Hera ;
Tempat pertama kali olimpiade di gelar

oenomaus:

Dewi Hera :
 
Sostratos :



0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...