Di desa Olympia pada masa Yunani kuno, lebih dari 27 abad yang lalu,
seorang pemuda bernama Coroebus berhasil tampil sebagai pemenang lomba lari.
Untuk menandai kejayaannya, sebuah untaian daun olive berbentuk mahkota
diletakkan di kepalanya. Coroebus adalah orang pertama yang kemenangannya
tercatat dalam sejarah Olympic games atau pekan Olympiade. Tetapi
apabila kita ‘membalik’ masa lalu lebih teliti, sebenarnya games di
Olympia telah mulai
dilaksanakan sejak jaman kuno sebagai suatu kebiasaan atau budaya
masyarakat Yunani waktu itu. Para penyair, penyanyi dan sastrawan Yunani
kuno telah meninggalkan warisan berupa puisi dan lagu yang berisi
penghargaan kepada para olahragawan, para peserta pada Olympic games dan
pada adat kebiasaan yang bernilai relijius itu.
Berdasarkan mitos masyarakat setempat,dewa Zeus dan dewa Cronos
sebagai maha dewa bangsa Yunani kuno, bertarung di puncak gunung Olympus
untuk menentukan siapa yang berhak memiliki serta mengatur seluruh jagad
raya beserta isinya. Dalam pertarungan tersebut, dikisahkan dewa Zeus
(dengan bantuan saudara-saudaranya) berhasil mengalahkan dewa Cronus.
Olympic games serta kegiatan-kegiatan yang bersifat relijius pada waktu
itu dilaksanakan sebagai penghormatan atas kemenangan Zeus tersebut.
Menjelang pelaksanaan pesta olahraga Olympiade seekor babi dikurbankan
oleh orang suci untuk memuliakan dewa Zeus, dan domba hitam
dipersembahkan untuk menghormati Pelops, si jagoan chariot race penakluk
raja Oenomaus. Seperti telah disebutkan di depan selama berabad-abad
wilayah di Olympia dan sekitarnya, dihormati serta dikeramatkan sebagai
tanah suci. Candi Hera dibangun untuk memuliakan dewi Hera, isteri dewa
Zeus tersebut, yang pada dasarnya juga merupakan bangunan relijius.
(Dalam mitologi dinyatakan, bahwa dewi Hera juga adik dewa Zeus).
Di sebelah utara candi Hera terdapat hutan kecil yang ditumbuhi pohon
olive, ditetapkan sebagai daerah suci juga. Bumi Olympic terdiri dari
tempat-tempat suci, dan pada setiap tempat terdapatnya api atau obor
yang dijaga agar selalu menyala setiap hari sepanjang tahun. Pada
prakteknya, pelaksanaan Olympiade tidak lebih dari 5 (lima) hari. Tetapi
untuk tujuan atau maksud-maksud relijius, candi-candi dan tempat-tempat
suci lainnya selalu terbuka untuk umum sepanjang tahun. Jika seorang
olahragawan menang pada suatu perlombaan, masyarakat secara bersama-sama
mempersembahkan doa syukur kepada maha dewa Zeus dan juga dewa-dewa
lainnya yang bersemayam di puncak gunung Olympus.
Masyarakat Yunani pada waktu itu percaya, bahwa adanya seorang
olahragawan juara merupakan pertanda bahwa para dewa memberkahi serta
akan selalu melindungi warga kota atau desa dimana olahragawan tersebut
bertempat tinggal. Sang juara mengenakan mahkotanya yang terbuat dari
daun olive saat memasuki kota, dan diiringi dengan puji-pujian dari
seluruh warga masyarakat.
Ada suatu cerita lama tentang seorang juara bernama Oebotas dari daerah
Achaia. Dia adalah pemenang pada pekan Olympiade keenam, yang menjadi
marah dan murka karena merasa tidak cukup mendapatkan puji-pujian dari
warga kota saat dia kembali dari perlombaan. Karena merasa dirinya tidak
dihargai sebagaimana mestinya, Oebotas menjatuhkan ‘kutukan’ atas
penduduk Achaia. Setelah peristiwa itu, selama + 300 tahun, tidak ada
seorang olahragawan dari Achaia yang menang dan memperoleh penghargaan
pada pekan Olympiade. Penduduk Achaia putus asa, akhirnya diputuskan
untuk memohon petunjuk kepada para dewa. Mereka diperintahkan supaya
membangun sebuah tugu/patung peringatan untuk menghormati Oebotas, maka
warga kota itu pun segera melaksanakan perintah tersebut. Ketaatan
kepada para dewa membuahkan hasil gemilang, pada Olympiade berikutnya,
Sostratos seorang olahragawan wakil Achaia muncul sebagai juara lari.
Coroebus :
Zeus :
Cronos :
Candi Hera ;
Tempat pertama kali olimpiade di gelar
oenomaus:
Dewi Hera :
Sostratos :
Rabu, 01 Agustus 2012
Asal mula Olimpiade di Yunani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar