Model penjual sate di Jawa Timur 1919
Membicarakan kuliner Nusantara tak akan pernah habis karena bumi
Nusantara ini begitu kaya akan budaya kuliner. Makanan dari berbagai
hasil bumi Nusantara tersaji dalam berbagai aneka rasa, bentuk dan
berbagai cara penyajian yang berbeda serta kekhasan masing-masing
daerah. Budaya kuliner ini juga memiliki sejarah yang panjang.
Menggambarkan aktifitas masyarakat dalam mengolah kuliner pada jaman
kolonial memang agak sulit, terutama data-data yang berbentuk tulisan.
Beberapa sumber foto masa kolonial dapat dijadikan gambaran bagaimana
makanan terutama Sate telah menjadi kuliner yang digemari. Sate
merupakan kuliner asli Indonesia yang terdiri dari daging yang
ditusukkan ke sebuah tusukan dari bambu dan dilengkapi dengan bumbu
sambal kacang maupun sambal kecap. Biasanya juga dimakan bersama dengan
nasi ataupun lontong.
Seperti diungkapkan oleh Jennifer Brennan (1988) bahwa walaupun Thailand
dan Malaysia mengklaim sate sebagai budaya kuliner mereka tetapi sate
merupakan produk kuliner asli yang berasal dari Jawa. Sate berkembang
bersamaan dengan masuknya kuliner kebab yang berasal dari India yang
dibawa masuk oleh pedagang muslim pada abad ke-19. Hal ini memungkinkan
penggunaan daging kambing sebagai bahan pengolahan sate selain daging
ayam, anjing dan sapi.
Pada masa kolonial Belanda sate diperjualbelikan dipinggir-pinggir jalan
dan pasar. Foto tahun 1870 menggambarkan pedagang sate yang sedang
melayani pembeli di Klaten. Pikulannya membawa lontong, bumbu sate dan
pedagang tersebut sedang membakar sate.
Pedagang sate di Klanten 1870
Foto lain pada masa kolonial menggambarkan pedagang sate wanita yang
berjualan di sebuah pasar di Surabaya pada tahun 1930. Pedagang tersebut
sedang membakar beberapa tusuk sate, didepannya terdapat peralatan dan
bumbu pelengkap sate.
Penjual Sate di sebuah pasar Surabaya 1930
Pedagang lain yang sedang menjajakan sate dengan pikulan adalah foto
yang diambil di sebuah jalanan kota Jogjakarta tahun 1939. Sate dibakar
diatas sebuah tungku dan di sisi lain adalah tempat menaruh bumbu dan
biasanya nasi ataupun lontong.
Penjual sate di Jogjakarta 1939
Memang sate hingga sekarang masih menjadi makanan favorit masyarakat dan
telah berkembang sedemikian rupa baik bahan, bumbu, maupun
penyajiannya.
Rabu, 18 April 2012
Penjual Sate Pada Masa Kolonial Belanda
19.21
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar